Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan
berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Helena. Selama
beberapa hari Helena menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang
anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Helena mengajaknya untuk ke
Lombok. Tapi dengan alasan Helena merasa bosan dengan tempat itu, juga
perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Helena menolak
ajakan suaminya itu.
Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Helena.
Helena, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya
mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan
tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih
dari rumah tangga Helena adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Helena
untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Helena selalu jujur
kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido
Helena yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani
kebutuhan seksual Helena. Dan nilai lebih dari Helena adalah kejujuran kepada
suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.
"Hei..!", terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di
pundak Helena.
"Hei, Ani.. Abiem.. Pak Randi..", sahut Helena senang ketika
melihat mereka bertiga.
"Mana suamimu?", tanya Ani.
"Sedang ke Lombok dengan anak-anak", jawab Helena.
"Duduklah di sini, temani aku makan..", kata Helena.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Abiem
adalah teman bisnis suami Helena di Jakarta, sedangkan Randi adalah seorang
dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Helena. Randi dikenalkan kepada
keluarga Helena oleh Ani dan Abiem dulunya.
"Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di
diskotik", ajak Abiem kepada Helena.
"Entahlah..", kata Helena.
"Loh kenapa? Ayolah Bu Helena, kita sekali-sekali bergembira
bersama", kata Randi ikut menyela sambil tersenyum menatap Helena.
"Ikutlah, Helena.. Masa cuma aku seorang ceweknya..", kata
Ani.
"Baiklah kalau begitu.. Aku ikut", kata Helena sambil
tersenyum.
"Kamu tinggal di kamar berapa?", tanya Abiem kepada Helena.
"Aku di suite room..", kata Helena sambil menyebutkan nomor
kamarnya.
"Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..", kata Ani sambil
menyebutkan nomor kamar mereka.
"Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?", tanya
Helena.
"Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena
sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..",
kata Abiem.
"Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door,
Ni?", kata Helena kepada Ani.
"Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..", kata Ani
girang.
"Oke deh, Helena.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik,
ya?', ujar Abiem.
"Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..", kata Abiem
lagi.
"Baiklah. Kalian pada mau kemana?", tanya Helena.
"Kami ada keperluan dulu. Bye..", kata Ani sambil bangkit
diikuti Abiem dan Andi, lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini
sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Helena berangkat dengan mereka ke
diskotik.
"Kita minum dulu deh agar hangat", kata Abiem sambil menuang
minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Helena.
"Okay.. Siapa takut..", kata Helena sambil meneguk
minumannya.
"Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.", kata Helena
kepada Abiem. Abiempun segera menuang lagi minuman ke gelas Helena yang sudah
kosong.
"Jangan terlalu banyak, Helena.. Nanti kamu jadi hot, loh..",
kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol
diiringi lagu yang diputar DJ.
"Turun, yuk..", ajak Randi kepada Helena.
"Ayo..", kata Helena sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Ani dan Abiem
serta Helena dan Randi melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai
akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Helena dan Randi saling
berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
"Mmhh..", Helena mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya
bersentuhan dengan dada Randi.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Helena yang
tinggi, puting susu Helena mengeras dan makin mengeras ketika dadanya
bersentuhan dengan badan Randi. Gairah Helena bangkit karenanya. Tapi Helena
masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil
meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Helena benar-benar menikmati malam
itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika
waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
"Kita ngobrol di kamar saja, yuk?", kata Abiem.
"Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya", kata Helena
sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Ani, Abiem dan Randi masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di
kamar, Helena segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu
sebelahnya. Tidak ada jawaban.
"Ah, masih pada di bawah barangkali..", pikir Helena sambil
merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga.
Akhirnya helena memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa
menit.
"Hei.. Sorry kami kelamaan..", suara Ani yang tiba-tiba masuk
kamar mandi mengagetkan Helena yang baru saja memakai kimono.
"Abiem dan Randi di ruang tengah..", kata Ani lagi sambil
agak sempoyongan.
"Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol
disini..", kata Ani lagi.
"Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?", bisik hati Helena.
"Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman
tadi", terdengar suara Abiem memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi
meneguk bergelas alkohol yang dibawa Abiem.
"Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..", hati Helena berbisik
ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.
Terasa oleh Helena buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi,
sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..
"Aku akan hirup udara segar dulu..", kata Helena sambil
bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk
mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
"Ohh..", tiba-tiba terdengar suara Abiem mendesah keras dari
dalam. Helena segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
"Oh my God!", batin Helena ketika melihat apa yang terjadi.
Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Helena melihat bagaimana Ani berciuman dengan
suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Abiem yang sudah tegak.
Celana Abiem hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
"Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!", kata Abiem kepada
Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol
Abiem sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
"Ooh..", desah Abiem ketika lidah Ani menjilati kepala
kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani.
"Apa yang harus aku lakukan?", batin Helena ketika melihat
kontol Abiem yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani.
Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani
dan Abiem. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Helena ketika Randi
menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Randi menyusuri kaki Helena dari
betis sampai paha lalu naik ke pantat Helena yang belum sempai memakai pakaian
dalam sejak selesai mandi tadi..
"Hei! Pak Randi ngapain?!", kata Helena kaget sambil menepis
tangan Randi dari pantatnya.
"Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..", kata Randi sambil
mendekati Helena.
Helena segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan
Abiem yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Abiem sampai kaget dan
menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Helena melintas. Di dalam kamarnya
Helena masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan
Randi kepadanya. Sebetulnya gairah Helena sudah sangat memuncak saat itu, tapi
entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
"Ada apa, Helena?", tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri
Helena yang masih berdiri.
"Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..", kata Helena sambil
melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.
Tapi ketika Helena akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya
dari belakang hingga Helena tidak jadi memakai Bra tersebut.
"Ayolah Helena, kita nikmati malam ini..", bisik Ani ke
telinga Helena.
"Mmhh..", desah Helena ketika tangan Ani mengusap seluruh
badannya. Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan gairah Helena yang
sempat surut.
"Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?", bisik Ani lagi
sambil tangannya meremas kedua buah dada Helena dari belakang.
"Ohh..", desah Helena sambil terpejam menikmati sensasi jari
tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
"Mmhh.. Ohh..", desah Helena makin keras ketika lidah dan
bibir Ani menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap
meremas dan memainkan puting susu Helena.
"Nikmati saja malam ini..", bisik Ani sambil membalikan badan
Helena dan merebahkannya di ranjang.
"Oww..", jerit lirih Helena ketika lidah dan bibir Ani
menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
"Aniihh.. Oohhsshh..", jerit Helena makin keras ketika jari
Ani masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.
Tubuh Helena menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan
gairah yang tertahan sebelumnya.
"Kamu menyukai ini?", bisik Ani sambil lidah dan mulutnya
turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Helena.
"Ohh.. Anniihh..", jerit Helena ketika ada rasa nikmat yang
menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan memeknya.
"Ohh Ani.. Enakkhh", desah Helena waktu lidah Ani menjilati
kelentit dan sesekali mengulumnya.
"Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!", jerit Helena sambil
menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke memeknya ketika ada semburan hangat
terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Helena.
"Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata
memuaskan..", bisik Helena sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika
Helena dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Helena ada tangan yang menjamah,
membelai dan meremas pelan buah dadanya.
"Sayang, kamu layani si Randi..", Abiem menyuruh dan menarik
tubuh Ani dari atas tubuh Helena.
"Kamu menyukai permainan istriku, Helena?", kata Abiem yang
sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Helena serta mulai menciumi leher
lalu turun ke buah dada Helena.
"Jangaann!! ", teriak Helena sambil meronta menjauhkan wajah
Abiem dari buah dadanya. Tapi Abiem dengan cepat memegang kedua tangan Helena,
lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu
Helena.
"Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..", rintih Helena
diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Abiem bisa
memberikan rasa itu. Apalagi ketika kontol Abiem yang tegang dan tegak
mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Abiem turun ke
perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Helena kembali menggelepar dalam
kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
"Jangannhh, Biem..!", jerit lirih Helena ketika Abiem mulai
mengarahkan kontol ke lubang memeknya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi
Randi, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang
kontol Abiem agar tidak menyetubuhi Helena.
"Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Randi sana!", kata Abiem
aga keras sambil mendorong tubuh Ani.
"Sudahlah, Ani.. Sini!", kata Randi sambil menarik dan
merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
"Ohh..!", terdengar desah Helena ketika kontol Abiem masuk ke
memeknya lalu dengan kasar dan cepat Abiem menggenjotnya.
"Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!", jerit lirih Helena di sela
rasa sakit dan nikmat ketika kontol Abiem keluar masuk memeknya.
"Fuck you, bitch!", kata Abiem sambil mengangkat satu kaki
Helena dan di tahan oleh pundaknya.
"Ohh.. Memekmu nikmat, Helena..", kata Abiem sambil memompa
kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
"Ohh.. Mmhh..", desah Helena sambil terpejam. Rasa sakit yang
ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
"Bagaimana rasanya, sayang..", terdengar suara Ani di samping
Helena ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
"Kamu nikmati saja malam ini, Helena.. Kapan lagi kita bisa
bersama seperti ini..", Randi menyela sambil mengenjot memek Ani dalam
posisi menungging.
"Mmhh.. Sshh.. Ohh", Helena hanya menjawab dengan desahan
pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Abiem dengan ganas
mengeluarmasukkan kontol ke memeknya.
"Ooww.. Ohh..!", terdengar suara Helena menjerit sambil
memegang tangan Abiem dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta
mendesakkan memeknya ke kontol Abiem dan menggoyangnya dengan cepat.
"Serr! Serr! Serr!", kembali memek Helena mengeluarkan air
mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.
"Ohh.. Fuck you! Fuck you!", kata Abiem sambil menggenjot
kontolnya makin cepat dan makin cepat.
"Crott! Croott! Crott!", air mani Abiem menyembur banyak di
dalam memek Helena.
"Oohh..!!", desah Abiem sambil merebahkan tubuhnya menindih
tubuh Helena.
Helena hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh
alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan
disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Helena adalah teriakan
kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Randi yang sedang asyik bersetubuh di
depan suami Ani sendiri. Mata Helena sedikit demi sedikit makin berat. Hanya
rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Helena yang membuat memeknya
berdenyut-denyut hingga Helena tertidur..
Helena tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat.
Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya
ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka
pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh
molek tergolek di ranjang.
"Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam",
kata petugas kebersihan tersebut.
"Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti
agak siang..", kata Helena sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Helena hanya bisa merenungi apa yang
terjadi semalam. Helena sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa,
diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati
perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..
Helena memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai
sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan
semalam.. Ingin rasa hati Helena menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi
pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada
teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Helena untuk kembali
ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual..
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya di Blogger Tazix